Tiga (3) suster yunior akan mengikrarkan Kaul Kekal pada 20 Agustus 2023, bertempat di Kapel Maria Bintang Samudera, Provinsialat, Yogyakarta. Mereka adalah:

1. Sr. Agnes Soares Martins
Sr. Agnes Soares Martins, CB, lahir pada tanggal 28 April 1990 sebagai anak keenam dari sembilan bersaudara. Dia berasal dari Paroki Nossa Senhora de Lourdes Ermera, Keuskupan Dili, TimorLeste. Dia bercita-cita menjadi seorang religius, Ketika bertemu dengan seorang religius Salesian yang pernah menjadi guru musik di sebuah sekolah dasar. Dia melihat religius itu sangat bahagia dan selalu dekat dengan anak-anak. Dia suka situasi itu. Setelah lulus SMA, dia menemani seorang teman ke Biara CB di Bebora, dan di sanalah dia memutuskan untuk menjawab panggilan Tuhan melalui Kongregasi CB.
Dalam perjalanan panggilan, dia menyadari bahwa ketika berada dalam kesulitan dan kekeringan, Yesus menjadi sumber sukacita. Dia menguatkan lagi untuk mengikuti panggilan-Nya. Ketika mengalami kebingungan, dia bertanya pada diri sendiri, “Siapa yang saya ikuti? Mengikuti panggilan Yesus? Atau mengikuti panggilan manusia?” Dia tersenyum sendiri ketika jawabannya jatuh pada pribadi Yesus yang dia ikuti dan percayai. Dia merasa bahwa Tuhan benar-benar mengasihi apa adanya. Semoga dia semakin baik dan semangat dalam beribadah, bekerja, dan bersaudara di komunitas. Dengan rahmat Tuhan, dia akan mampu terus memperbaharui diri dan terus berjuang dalam situasi dan kondisi apapun. Melalui refleksi ini, dia terdorong untuk berani memastikan bahwa akan terus maju dan setia menjalankan panggilan Tuhan ini.

 

 

2. Sr. Theophile Marcal dos Reis
Sr. Theophile Marcal dos Reis lahir di Lauana Timor-Leste pada tanggal 02 Juni 1993 anak kedua dari 11 bersaudara, berasal dari Paroki Lete-Foho, Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Pada waktu masih di Sekolah Dasar ketika melihat suster-suster yang dekat dengan teman-temannya yang aktif sebagai pemazmur, lektor, koor, dan misdinar menumbuhkan keinginannya ikut kegiatan gereja supaya dekat dengan para suster. Namun tidak diperbolehkan oleh ayahnya karena usianya yang masih kecil, dia tidak diizinkan untuk pulang rumah malam hari. Dalam refleksinya, ia menemukan bahwa bisikan Tuhan sebenarnya sudah dirasakan lewat keinginan untuk terlibat di gereja supaya dekat dengan suster. Sesudah SMA ia memilih untuk kursus Bahasa Inggris. Seiring dengan berjalannya waktu, Tuhan membisikan panggilannya lewat kakaknya yang tiba-tiba telepon dan bertanya kepadanya. Apakah kamu mau masuk biara? Tanpa berpikir panjang dia langsung menjawab ke kakaknya “iya, saya mau”. Keesokan hari kakaknya mengajak untuk pergi melihat biara yang akan dia masuki dan ternyata ke rumah pembinaan CB di Bebora. Ketika masuk ke ruang tamu ia merasa tersentuh oleh penyambutan Sr. Yvonne beserta para aspiran dan postulan dan bahkan sambil minum sirup dan snack ia merasa hatinya tenang dan sangat nyaman di tempat itu. Sesudah itu, tiga hari kemudian ia tinggalkan kursus Bahasa Inggris dan berangkat ke rumah pembinaan Postulat CB.
Dalam menjalani masa pembinaan dari aspiran, postulan, novis, maupun masa yunior ia mengalami jatuh bangun dalam membina diri dan dibina. Dengan proses pembinaan terus-menerus memampukannya memiliki hati yang bebas untuk menjawab “ya, saya mau” terus kepada Tuhan dengan berkomitmen mempersembahkan dirinya kepada Dia yang memanggil dan ingin melibatkan diri dalam karya Tuhan untuk melayani sesama dalam tugas dan perutusan yang dipercayakan.
Dimuliakanlah Tuhan untuk selama-lamanya

 

3. Dedeusia Jose Dedeus
Sr. Dedeusia Jose Dedeus berasal dari Paroki Nossa Senhora Do Carmo Letefoho Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Lahir pada 16 Juni 1993 di Ducurai Letefoho. Dia mulai tertarik menjadi seorang biarawati saat berjumpa dengan Sr. Yvonne CB, Sr. Bertha, CB dan para postulan yang sekarang sudah menjadi Suster CB yaitu; Sr. Servatia CB, Sr. Celestina CB, Sr. Felice CB dan Sr. Agnes, CB. Bersama Sr. Agnes kami bersamasama akan mengucapkan kaul kekal bersama pada 20 Agustus yang akan datang. Saat itu mereka datang di Stasi dia untuk melakukan aksi panggilan pada hari Sabtu. Disitulah dia tertarik ingin menjadi seorang biarawati. Dia mendekati para suster dan para postulan untuk bertanya-tanya tentang informasi masuk biara. Dia juga bahagia
karena berjumpa dengan Sr. Felice CB, saudaranya, sehingga mempermudahkan untuk meminta brosur dan nomor telepon.
Sesampai di rumah, secara diam-diam dia memutuskan untuk berhenti dari kerja. Waktu itu dia bekerja sebagai tukang masak untuk 300 anak beserta para guru di sekolah Ensino Baziko Hatuhei tempat asal dia. Awalnya kaka dan ibu angkat tidak memberi dia izin untuk masuk biara. Tetapi dengan diam-diam dia pergi ke kota Dili untuk mencari dimana para suster tinggal untuk menyampaikan keinginan hidup membiara. Mereka menerimanya dengan penuh kasih sayang. Dari proses ke proses dia mulai menyesuaikan diri di masa pembinaan hingga yuniorat 6 tahun. Dia mengalami banyak tantangan yang begitu hebat, yang kadang membuatnya ingin menyerah. Namun penyertaan Tuhan yang mahakuasa sungguh luar biasa terus mendampinginya untuk melewati semuanya. Tuhan yang baik itu rupanya tidak meninggalkan dia menjalani panggilan ini sendirian. Dari banyak pengalaman suka dan duka yang dia lewati Tuhan mendidiknya untuk semakin dewasa beriman dan bertanggungjawab atas panggilan yang Tuhan percayakan kepadanya. Seperti EG. 101; Tuhan, Tuhan tolonglah aku, aku tenggelam tolong Tuhan. Tuhan selalu hadir menolong melalui para suster yang Tuhan percayakan untuk membimbing dia masih setia hingga saat ini. Semua karena Tuhan yang setia. Ketika dia tenggelam tetapi dia bangkit kembali karena kesetiaan Tuhan yang tak berkesudahan.

Profil Pestawati Kaul Kekal 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_ID