Seminar Dampak Perilaku Selfharm bagi Remaja diadakan oleh Tim Kerasulan Keluarga Suster CB, yang termasuk di dalamnya para Suster CB yang mendampingi para siswa SMA di asrama, seperti Asrama Vanlith, Asrama Stece, Stero, bekerja sama dengan pihak lain yang juga banyak terlibat dalam pendampingan para orang muda. Para peserta berasal dari SMA Stece, SMA Stero, SMA Van Lith, para guru, orang tua dan para suster pendamping asrama.

MC berasal dari SMA VanLith membuka pertemuan ini. Setelah membuka dengan Doa Pembuka, Sr. Bibiana kemudian didaulat mewakili Tim Kerasulan Keluarga Suster CB, untuk memberikan kata sambutan. Ia menjelaskan pertama-tama tentang latar belakang diadakannya acara ini. Walau diadakan secara santai seminar ini diharapkan dapat membantu para peserta mengolah pengalaman pribadi yang dialaminya atau orang terdekatnya terkait self-harm.

Avi, selaku moderator mengajak para narasumber maju ke depan panggung yang langsung disambut oleh para peserta dengan meriah.

Dokter Dr. Jodi Visnu, MPH memulai materinya dengan pertanyaan, apakah pernah mengetahui kasus ini? Beberapa dari kita mungkin tidak banyak yang tahu tentang self-harm ini, namun jika kita tidak tahu, bukan berarti tidak adanya kasus ini.
Dokter Jodi menjelaskan dalam kaitannya dengan yang berdampak pada tubuh fisik kita. Gejalanya memang tidak mudah diketahui, karena pelaku/keluarga kadang menutupi agar tidak mendapatkan cap negatif. Namun dr. Jodi memberikan beberapa petunjuk khusus dapat menjadi petunjuk bagi kita untuk mengetahui apakah kita atau orang-orang terdekat kita sedang mengalami self-harm yang membedakan dengan penyakit fisik lainnya. Dampak yang dirasakan mulai dari yang sesederhana sakit kepala, tetanus sampai kehilangan nyawa. Dokter Jodi juga menyarankan untuk mencari bantuan profesional dan tidak menangani sendiri kasus ini, karena memiliki efek jangka panjang. Dokter Jodi adalah dokter berdinas di klinik aestetik, di beberapa Rumah Sakit seperti UGM, dan RS Panti Rapih.

Mba Stella Vania M. Psi, Psi, melanjutkan penjelasan dr Jodi dari sisi ilmu psikologi yang ditekuninya. Mba Vania, demikian biasa ia dipanggil, dari wajahnya yang terlihat masih muda, ternyata merupakan lulusan SD Tarakanita Bumijo, SMP Stece Dagen dan SMA Stece 1 sehingga membuat suasana makin cair, karena merasa sudah saling mengenal. Dalam pengertiannya ia mengawali penjelasannya dengan, pengertian perilaku self-harm, yaitu perilaku yang disengaja untuk mengatasi permasalahan dalam diri secara tidak sehat. Tidak sehat, karena tidak membuat kita lebih nyaman. Perasaan lega ketika melakukan self-harm ternyata hanya sekedar memberikan kenyamanan semu yang sementara saja.
Bahayanya self-harm ini adalah karena merupakan suatu siklus yang terus berulang jika pelaku tidak mampu mengatasinya. Bagaimana cara mengatasinya disingkat dengan singkatan SAFE

Di sela penjelasannya, beberapa kali mba Vania mengajak peserta memberikan terapi-terapi kecil seperti bagaimana menciptakan Ruang Aman untuk diri sendiri, dan ia juga menekankan akan pentingnya peran keluarga, rekan, sahabat terdekat untuk mengenali gejala-gejalannya, sehingga kita dapat membantu diri maupun orang lain yang sedang mengalaminya.

Narasumber ketiga juga tidak kalah menarik dalam membagikan pengalaman hidupnya, karena bersumber dari pengalamannya sebagai penyintas self-harm. Kita bersyukur di usianya 31 tahun, akhirnya ia bisa melewati masa-masa itu dengan baik, dan sekarang dapat mengalami situasi yang sudah lebih baik dari sebelumnya. Ig. Galang Ananta, S. Pd. Berbagi tentang awal mula perjuangannya terperangkap dalam dunia/siklus ini. Mas Galang menceritakan proses pemulihannya dimulai dengan mengikuti retret dan bersyukur bahwa lingkungan sekitar membantunya untuk berjuang dan tidak merasa sendirian. Langkah selanjutnya adalah mencari bantuan profesional. Seperti juga pesan mba Vania, meminta bantuan tidaklah menunjukkan bahwa diri kita adalah lemah, justru sebaliknya, menunjukkan kekuatan, karena berani mengakui bahwa kita tidak mengetahui sesuatu dan perlu belajar sesuatu yang baru (sebauh kutipan dari Barack Obama). Mas Galang menutup sharingnya dengan berbagi P3K-nya ketika mengatasi situasi panik, yaitu dengan makan/minum manis sewajarnya sebagai bentuk apresiasi pada diri sendiri.

Usai penjelasan ketiga narasumber ternyata memicu para peserta mendapatkan penjelasan lebih mendalam dari para narasumber melalui pertanyaan-pertanyaan kritis yang muncul baik dialami dirinya maupun orang-orang terdekat mereka. Para narasumber juga berupaya memberikan penjelasan-penjelasan yang mudah dipahami bagi semuanya.

Waktu menunjukkan seminar telah berlangsung selama 2 jam, dan sesuai dengan jadwal acara, pertemuan diakhiri dengan memberikan ucapan terima kasih dan foto bersama narasumber. Beberapa teman yang masih ingin berbincang dengan narasumber terlihat menghampiri narasumber sedangkan yang lainnya menutup acara dengan makan bersama, sebelum pulang kembali ke asramanya masing-masing.

(selengkapnya dapat diikuti di Youtube Channel Suster CB Indonesia https://www.youtube.com/live/J-JrNkYM7UE?feature=shared)

Materi dapat diunduh di https://drive.google.com/drive/folders/1c-UbiWIN-YNjHBZ9uMfyQtvPXjRmU2hb

 

Seminar Kerasulan Keluarga: Dampak Perilaku Selfharm bagi Remaja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_ID