Kegiatan “Srawung Bocah Lintas Iman” adalah salah satu bentuk kegiatan yang dibuat dalam rangka “Jubilee 100 tahun CB di Indonesia, khususnya untuk wilayah DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali”, yang diadakan di Kompleks Syantikara, Jl. Kolombo, Yogyakarta, pada tanggal 2 September 2018 yang lalu, dengan tema “Kita adalah Saudara”.
Para suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus ingin mengenangkan kedatangan 10 misionaris CB yang datang di Tanjung Priok, Jakarta yang berangkat dari Maastricht Belanda, seratus tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 7 Oktober 1918.
Berbagai kegiatan, sejak dua tahun yang lalu telah diselenggarakan untuk mengungkapkan rasa syukur atas penyertaan Tuhan, di berbagai tempat di Indonesia. Didasari oleh spiritualitas Bunda Elisabeth sebagai pendiri Kongregasi CB, para suster kongregasi CB berupaya tetap setia pada misi awal yang dirintis oleh para pendahulu untuk bekerja sama membangun negeri, melalui karya-karya pelayanannya bersama berbagai pihak, baik lintas iman, lintas karya (karya kesehatan, karya pendidikan, karya sosial pastoral) dan siapa saja yang berkehendak baik.
Harapannya melalui kegiatan Srawung Bocah ini akan terjalin dan terbangun persaudaraan lintas iman yang dimulai dari anak-anak bangsa usia dini. Bagi generasi yang akan datang diharapkan kemudian akan terbangun kesadaran dan kepedulian untuk meneruskan jejaring lintas iman, sehingga isu-isu intoleransi dan radikalisasi, lama kelamaan semakin hilang.
Dalam kegiatan ini, para suster CB bekerja sama dengan komunitas-komunitas Lintas Iman seperti: Srikandi Lintas Iman (Srili), Fatayat NU, Gusdurian, para mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Sanata Dharma, Atmajaya, Orang Muda Katolik, para guru PAUD, pengurus asrama, para frater Kentungan, frater Anging Mamiri, perwakilan Mitra Kerasulan Lintas Karya dan warga sekitar serta umat lingkungan Samirono.
Dalam pertemuan kepanitiaan pertama, Sr. Mariati mengajak seluruh peserta undangan berefleksi mengenai pentingnya acara ini. Dari hasil sharing kiranya semua turut mendukung, bahwa kita perlu membangun kembali penanaman nilai-nilai toleransi yang sudah mulai luntur. Dicontohkan, mungkin kita semua pernah mengalami bagaimana saat kita masih kecil, kita bisa bermain dengan bebas tanpa mempersoalkan ‘kerudung’ (keyakinan) masing-masing. Sesuatu yang semakin sulit ditemui di era ‘perang tagar (#)’ seperti sekarang. Dibangun dari satu pengharapan yang sama itulah yang melekatkan semua panitia untuk mengikuti proses sampai akhirnya kegiatan Srawung terlaksana.
Beberapa kali pertemuan diadakan untuk menyatukan semua pendapat, bahkan di masa puasa, ketika diadakan dalam acara buka bersama, suasana perbedaan yang kental semakin menguatkan rasa persaudaraan diantara panitia. Sesuai bidang kerjanya, ada Tim Kerja Acara masing-masing berdiskusi mulai dari teknis pelaksanaan, sampai ke pembagian tugas. Semua berbaur menjadi satu, saling memberi masukan, saling mengenali dan memahami.
Dalam pertemuan terakhir, panitia terlihat mematangkan seluruh rangkaian acara, karena ternyata banyak hal muncul tidak terduga, seperti jumlah peserta untuk usia SD kelas IV sampai VI yang ternyata melebihi target padahal jumlah pendamping sepertinya tidak mencukupi. Tercatat jumlah peserta SD kelas I sampai III 314 anak, SD kelas IV sampai VI sejumlah 461 anak, SMP sejumlah 242 anak, orang tua 226 orang, pendamping 39 orang, dan panitia 150 orang.
Para peserta kegiatan ini sangat beragam, mereka berasal dari putra-putri dan cucu keluarga suster CB, putra-putri dan cucu Mitra Kerasulan Lintas Karya, putra-putri dan cucu warga RT-RW peserta Bina Lingkungan, siswa-siswi SD Negeri Samirono, siswa-siswi SD Negeri Deresan, siswa-siswi SD Tarakanita Bumijo, misdinar paroki Kota Baru-Bintang Samudra, misdinar paroki Pringwulung, putra-putri panitia Srawung Bocah.
Kegiatan Srawung Bocah diadakan di Kompleks Syantikara, Jl. Kolombo. Setelah melakukan pendaftaran ulang, mereka diajak menyanyi bersama dalam gerak dan lagu yang membangun semangat kebersamaan dalam perbedaan. Suasana yang meriah kemudian beralih menjadi suasana khidmat ketika semua peserta diajak berdoa oleh 6 pemuka agama, dimulai dari berdoa oleh pemuka agama Hindu, Muslim, Katolik, Kristen, Budha, dan ditutup oleh pemuka Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah sambutan, acara Srawung Bocah Lintas Iman dibuka oleh Sr. Yustiana Wiwiek Iswanti, pemimpin provinsi Indonesia Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus. Para frater dari Anging Mamiri kemudian memandu acara yang dimeriahkan pula oleh badut dan satwa dari Kebun Binatang Gembira Loka. Setelah itu para peserta dibagi dalam kelompok-kelompok: SD Kelas 1-3, SD Kelas 4-6, SMP kelas 7-9, dan kelompok orang tua. Masing-masing akan mengikuti kegiatan sesuai dengan jenjang usianya. Di dalam kelompok mereka akan berdinamika, selain bergembira be
rsama diharapkan melalui kegiatan tersebut mereka akan saling berkomunikasi, menghargai, memahami, melatih kerja sama dan pada akhirnya akan semakin mempererat persaudaraan satu sama lain.
Beberapa diantara mereka ketika ditanya kesan mereka dalam mengikuti kegiatan ini mengatakan bahwa mereka sangat senang karena dapat bertemu dan berkenalan dengan teman yang baru dan dapat mengikuti permainan-permainan yang menyenangkan, mereka juga semakin senang ketika mereka juga mendapatkan hadiah doorprize. Orang tua yang mengikuti kegiatan ini juga memiliki harapan ketika mengajak anak mereka, mereka semakin terbiasa untuk bergaul dengan kepercayaan yang lain.
Di akhir acara, seluruh panitia terlibat membereskan seluruh ruangan bersama-sama. Walau lelah tak terasa karena semua berusaha terlibat bersama-sama sehingga acara dapat berjalan dengan baik. Sungguh acara yang luar biasa yang dapat melibatkan banyak peserta maupun panitia lintas iman. Semoga gaung acara Srawung Bocah ini akan terus bergema sehingga semua menyadari satu tujuan yang sama, bahwa “Kita Indonesia, Kita Pancasila, Kita adalah Saudara”***
Untuk foto-foto dan informasi lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.srawungbocah.wordpress.com