PELETAKAN BATU PERTAMA
KAWASAN ABIPRAYA CAHYA KAWALUYAN
KOTA BARU PARAHYANGAN, BANDUNG – JAWA BARAT
“Harapanku ada pada Tuhan dan tak seorang pun dapat menggoncangkannya” (EG. 55)
Kutipan manuskrip Bunda Elisabeth di atas mendasari kerinduan Kongregasi untuk hadir secara lebih dekat di antara sesama yang dilayani di Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat yang selama ini menjadi bagian karya yang dilayani oleh para Suster yang diutus di Komunitas Borromeus Bandung.
Harapan yang tertuang dalam EG.55 itu pulalah yang menginspirasi Sr. Maria Elly dalam pemilihan nama bagi pengembangan kawasan pelayanan RS Cahya Kawaluyan, yakni: “Abipraya Cahya Kawaluyan”.
Abipraya mengandung arti maksud, tujuan, kehendak, harapan, cita-cita, keinginan, Cahya berati cahaya, sinar, terang, Kawaluyan yang berarti kesembuhan, pemulihan. Maka “Abipraya Cahya Kawaluyan” mengandung makna Harapan dan kerinduan agar Allah berkenan menganugerahkan cahayaNya sehingga badan dan jiwa yang sakit dan menderita beroleh pemulihan serta keselamatan. Harapan dan kerinduan yang dipenuhi oleh Allah menghantar manusia pada syukur. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan holistik Rumah Sakit Cahya Kawaluyan, menjadi perpanjangan tangan Allah bagi sesama manusia, mengembalikan manusia kepada tujuan ia diciptakan, yakni untuk memuji dan bersyukur atas anugerah Allah.
Kawasan Abipraya Cahya Kawaluyan terdiri dari Kapel, contemplative garden, reflecting lagoon, kolombarium dan biara CB, yang akan menghubungkan Kawasan RS Cahya Kawaluyan dengan STIKes St. Borromeus. Hadirnya Abipraya Cahya Kawaluyan bertujuan untuk menghadirkan suasana doa yang menunjang pelayanan kesehatan yang holistic di RS Cahya Kawaluyan.
Peletakan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan Kawasan Abipraya Cahya Kawaluyan diselenggarakan pada Hari Raya Maria menerima Kabar Sukacita, 25 Maret 2022. Acara ini dibuka dengan Perayaan ekaristi dipimpin oleh Mgr. Antonius Subiyanto, OSC, Uskup Keuskupan Bandung sebagai selebran utama, dan didampingi oleh Pst. Yohanes Surono, OSC sebagai Prior Pratista dan Pst. Yulianus Yaya Rusyadi , OSC. Sebagai Pastor Kepala Paroki St. Ignatius Cimahi yang mewakili Gereja setempat. Perayaan ini dihadiri oleh Para Suster Komunitas Borromeus dan Komunitas Santo Yusup serta perwakilan Direksi unit operasional dibawah naungan Perkumpulan Perhimpunan Santo Borromeus dan dimeriahkan oleh Paduan Suara Gabungan dari Karyawan RS Cahya Kawaluyan dan STIKes Santo Borromeus.
Dalam homilinya Mgr. Anton mengungkapkan bahwa kabar sukacita yang disampaikan Malaikat Gabriel kepada Maria membawa konsekuensi ganda, di satu sisi merupakan kabar sukacita yang membawa harapan akan hadirnya Sang Juru Selamat, dan di sisi lain serta merta menjadi sebuah konsekuensi bagi Bunda Maria untuk membuka hati dan hidupnya untuk bekerjasama dengan rahmat Allah demi terwujudnya kabar gembira bagi umat manusia tersebut. Oleh karenanya, kabar sukacita membawa harapan bagi siapa saja yang mendengarkannya, namun sekaligus memuat sebuah konsekuensi untuk ambil bagian mewujudkan harapan yang dibawa oleh kabar sukacita tersebut. Kabar sukacita bahwa sebentar lagi kita akan mempunyai kawasan Abipraya Cahya Kawaluyan dan Biara CB, diikuti pula dengan kerja keras dan upaya-upaya untuk mewujudkannya bersama-sama. Adalah sangat penting untuk terus-menerus mengandalkan Tuhan dalam seluruh proses pembagunan dalam sukacita.
Setelah Perayaan Ekaristi, disampaikan beberapa sambutan dari drg. Arnoldus Friederich John selaku Direktur Rumah Sakit Cahya Kawaluyan, dr. Cynthia Limandibrata selaku Ketua PPSB dan Mgr. Antonius Subiyanto selaku Uskup Keuskupan Bandung.
Peletakan Batu pertama dipercayakan kepada Mgr. Antonius Subiyanto, dr. Cynthia Limandibrata dan Sr. Yustiana, CB yang mewakili ketiga pilar kerjasama Gereja-Awam-Kongregasi CB. Dalam acara ini, Sr Yustiana meletakkan batu dan salib yang dibawa dari Biara Induk Maastricht, yang merupakan simbolisasi harapan agar semangat Bunda Elisabeth Gruyters tertanam dalam dan mendasari komunitas dan karya pelayanan ini.
Harapanku ada pada Tuhan dan tak seorang pun dapat menggoncangkannya, semoga Kawasan Abipraya Cahya Kawaluyan menjadi tempat untuk terus menerus mereguk keheningan membangun relasi yang mendalam dengan Tuhan sehingga cara kita berpikir, merasa dan melayani senantiasa dibimbing oleh terang Tuhan dalam semangat Bunda Elisabeth Gruyters. Semoga kehadiran biara dan komunitas CB yang menyatukan Kawasan RS Cahya Kawaluyan dan STIKes St. Borromeus juga menjadi jembatan cinta yang menyatukan dan membawa sukacita bagi sesama yang dipercayakan Tuhan untuk dilayani.
Kota Baru Parahyangan
Sr. Florensia, CB