RPCB, 4 Juli 2019. Pagi ini, bahkan sejak kemarin dan beberapa hari sebelumnya, para suster yunior dari berbagai komunitas, bahkan dari Regio Indonesia Timur (RIT) dan dari Timor Leste telah berkumpul di RPCB Syantikara untuk mengikuti pertemuan Pendalaman Psikoseksual. Hadir dalam pertemuan ini 48 suster yunior lintas usia.
Sebelum acara dimulai, Sr. Mariati membuka pertemuan dan mengajak semua yang hadir untuk berdoa yang dipimpin oleh Sr. Christine, Sr. Serlly, dan Sr. Ristina. Sambil menyanyikan lagu “Pertolongan-Mu”, itu pula yang menjadi doa kami saat itu.
Setelah berdoa, pertemuan dihantar oleh Sr. Yustiana yang memberikan pengantar untuk pertemuan ini. Berdasar dari Konstitusi dan Hasil Keputusan Kapitel 2017, yang ingin menjawab keprihatinan di masa kini, Sr Yustiana menyampaikan tujuan DPP mengadakan pembinaan ini, yang kemudian dikoordinir oleh TPP dan para formator, setelah sebelumnya diadakan juga untuk para Pemimpin Komunitas dan para Formator juga untuk para suster Medior gelombang 1, pada beberapa waktu yang lalu. Para suster yunior dalam kelebihannya masih tersimpan hal-hal yang perlu diolah agar hidup rohaninya semakin matang. Dalam penutup dari pengantarnya Sr. Yustiana menyampaikan harapan agar kualitas hidup religius para suster CB semakin terbentuk karena proses pembinaan yang telah dimulai sejak aspiran sampai senior.
Sr. Baptista melanjutkan dengan penyampaian silabi pembinaan sebagai religius CB. Bagaimana proses terbentuknya sampai dengan isi silabi. Bahwa ternyata proses penyusunannya tidaklah sekali jadi tapi melalui beberapa tahap dan melibatkan banyak masukan dari para suster, khususnya para formator dan para pimpinan komunitas. Disampaikan 14 unsur pembinaan yang menjadi pedoman pembinaan.
Setelah dijeda dengan snack dan setelah disampaikan 13 unsur pembinaan, Sr Emmanuella melanjutkan dengan penyampaian tentang tolok ukur dari setiap unsur untuk semua tahapan yunior. Bagi kami menjadi lebih jelas, sampai batasan mana tahapan kehidupan kami sebagai religius yangbdilihat dari berbagai unsur/sudut pandang hidup religius sebagai suster di kongregasi CB.
Kami merasa bahwa dalam banyak hal kami masih harus terus membina dan mengembangkan diri agar di kemudian hari dapat tercapai harapan yang dicita-citakan kongregasi.
“Pembinaan terutama merupakan suatu proses iman bersama dan pembentukan hati nurani agar dengan anugerh rohani serta bakatcbakat pribadi kita menjadi semakin mampu untuk lebih memasuki misteri kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus serta mampu mengungkapkan iman kita menurut spiritualits kongregasi” (Konst. 72)
