Di hari Sabtu, pagi itu, 4 Juni 2022, cuaca cerah dan hatiku juga ceria. Bersama beberapa suster dari komunitas St Anna, saya menikmati ‘outing’ pertama setelah sekitar 2 tahun dipaksa mendekam di rumah oleh Si Covid. Tujuan perjalanan kami adalah Desa Blembem untuk mengikuti pertemuan para suster senior dari berbagai komunitas di DIY dan Jawa Tengah.

Saat kami tiba, sudah banyak rekan-rekan senior yang hadir di sana. Para suster panitia, menerima kami dengan ramah di pendopo yang lumayan luas. Aneka hidangan menarik turut menyambut kedatangan para peserta pertemuan.

Setelah menikmati apa yang tersaji dan ngobrol sana-sini, seperti selayaknya terjadi bila 2-3 perempuan berkumpul, kemudian disampaikanlah acara pokok pertemuan kali ini.

 Acara pertama diisi oleh Sr. Theresina yang menyampaikan manfaat penggunaan Eco Enzyme. Dia memang jagonya. Yang disampaikan bukanlah sekedar teori, melainkan lebih merupakan sharing pengalaman pribadinya, antara lain, bagaimana dia tersembuhkan dari rasa sakit di kakinya setelah berendam dalam air yang dicampur dengan eco enzyme. “The miracle of enzyme pancen thok cheeeer.”  Begitu kira-kira promosinya. Agar kami juga bisa menikmati ‘miracle’ ini, maka Sr. Theresina juga membagikan satu botol kecil (500cc) berisi eco enzyme murni kepada kami, para peserta pertemuan, dan 1 botol besar (ukuran 1 liter) untuk setiap komunitas.

Acara kedua diisi oleh Sr Marisa, ‘pakar’ program KPKC CB Indonesia dan penanggung jawab proyek Blembem, yang sering disebut: Berkah Bumi Blembem (B-3).

Secara jelas ia menyampaikan tujuan proyek ini, antara lain adalah menolong para petani sekitar untuk menggarap sawah secara tradisional, tanpa menggunakan pupuk kimia. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi para petani, karena hasilnya akan dibeli dengan harga yang lebih tinggi dibanding harga yang dibayar para tengkulak. Tapi sayang, usaha ini belum berjalan mulus karena para petani ‘terlanjur’ terbiasa menggarap sawah secara modern, dengan mengggunakan traktor. Maka harus diupayakan cara lain.

Selain itu, Blembem juga menyelenggarakan wisata-edukasi bagi para siswa agar mereka semakin mencintai alam. Mereka akan diajak berkeliling kebun yang dikelola tanpa menggunakan pupuk kimia.

Pohon Dollar

Di akhir paparannya, Sr. Marisa juga menyampaikan beberapa jenis tanaman yang baik ditanam di dalam rumah karena memberi efek positif pada tubuh kita. Salah satunya adalah ‘pohon dolar’ yang memproduksi oksigen sehingga memperlancar pernafasan, pikiran jadi cling sehingga bisa cari uang dengan mudah. Grrrrr…… Waktu ditanya apakah boleh minta/beli pohon ini, dijawab: ‘Gratis, tapi dengan syarat dipelihara baik dan nantinya mengembalikan 3 pohon ke Blembem.’ Rupanya, sr Marisa simpan tanaman ini di kamarnya sehingga otak bisnisnya benar-benar cling.  Hahaaahaaaa………. “Maaf, suster.”

Setelah 2 paparan di atas yang memperluas wawasan kami, para senior, kami menikmati waktu bebas: mau langsung menikmati makan siang yang sudah tersaji, atau jalan-jalan dulu, menikmati kebun ekologi Blembem.

 

Saya memilih yang kedua karena saya belum pernah ke Blembem. Sayang, mungkin karena hari-hari terakhir ini cuaca memang luar biasa panas, maka tanaman sayuran hijau segar yang saya lihat di video, tidak saya jumpai. Di rumah kaca, aneka tanaman tertata indah. Beberapa suster nampak sibuk memilih pohon dolar yang mau dibawa.

Setelah berkeliling sejenak, kami kembali ke pendopo dan segera masuk dalam antrian makan siang. Semua masakan hasil olahan dari kebun Blembem. Super nikmat!

Sesudah acara makan siang, masih ada satu acara: perkenalan bagi para senior baru; baik yang memang baru saja menjadi senior ataupun baru masuk grup senior DIY & Jateng. Tentu saja acara perkenalan ini juga menjadi ajang menarik yang membuat tertawa, karena cara memperkenalkan diri yang memang mengundang tawa.

Anggota termuda yang baru adalah Sr. Cornelio. Saya sendiri terkejut waktu menjelang akhir juga diundang untuk memperkenalkan diri. Ya ampyuuuun…. kirain sudah terkenal, ternyata belum. Ini juga gara-gara si covid. Sekitar setahun setelah menjadi warga Yogya, merebaklah pandemi covid, sehingga hari ini memang pertemuan senior pertama yang saya ikuti. 

Saya sungguh senang bisa mengikuti pertemuan ini. Semua serba sederhana, tapi perjumpaan akrab antar senior, membuat kami melupakan usia senior. Jumlah usia memang tidak seharusnya membuat kita resah. Itu hanya hitungan angka saja dan kita kehendaki atau tidak, angka ini akan naik terus. Yang penting sekarang, bagaimana kita menikmati masa senior dengan bahagia. Jangan terlalu pusing dengan kolesterol, gula darah, asam urat dan sejenisnya. Tuhan tidak mengaruniakan usia lanjut pada setiap orang. Maka selayaknya kita syukuri anugerah ini.Sebagai penutup, saya sampaikan ucapan terimakasih kepada para pengurus senior DIY- Jateng yang telah mengupayakan acara jumpa senior ini. Ditunggu acara berikutnya, ya. ***

Penulis: Sr. Vincenza CB, Suster Senior tinggal di Biara St. Anna, Yogyakarta (8 Juni 2022)

Pertemuan Suster Senior CB di Berkah Bumi Blembem

1 thoughts on “Pertemuan Suster Senior CB di Berkah Bumi Blembem

  • 10/06/2022 pukul 10:46 am
    Permalink

    Wouw, terimakasih Sr. Vincenza CB yang telah memaknai Gathering Program Senior CB di Berkah Bumi Blembem ini dan men-sharingkan dalam goresan pena nan apik ini. terimakasih juga atas tanggapan para Suster Senior. Saya juga bahagia kalo karena nya, para Suster sungguh bahagia. Wkwkwkwkwk….Semoga kita selalu saling dimampukan untuk membahagiakan satu sama lain. BERSAMA KITA BISA. SALAM SEHAT, SALAM SUKACITA, SALAM BERKAH SEMESTA

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_ID