Pertemuan Pimpinan Komunitas dan Bendahara
6 – 11 September 2021

 

Masa pandemi covid-19 membawa dampak yang besar dalam berbagai lini kehidupan antara lain bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan. Keprihatinan sekaligus tantangan ini mengundang Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus untuk kembali membaharui hidup berkomunitas dan karya dengan cara baru sesuai tantangan kebutuhan zaman. Oleh karena itu, Kongregasi Suster CB mengadakan pertemuan para suster pimpinan dan bendahara komunitas Provinsi Indonesia dan Regio Indonesia Timur yang berlangsung selama 6 hari, mulai tanggal 6 hingga 11 September 2021 secara virtual dengan menggunakan aplikasi zoom. Pertemuan juga dihadiri oleh para suster Dewan Pimpinan Provinsi Indonesia, dan Dewan Pimpinan Regio Indonesia Timur.

 

 

Pertemuan yang dihadiri 105 suster, membahas berbagai macam topik yang disampaikan oleh narasumber-narasumber yang profesional dan ahli dibidangnya. Adapun Tema besar pertemuan ini adalah “Lihat… Aku hendak membuat sesuatu yang baru” (Yes .43:19). Dari tema tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai macam topik yang sungguh menginspirasi para suster pimpinan dan bendahara komunitas dalam berusaha memperbaharui hidup berkomunitas dan hidup karya.

Hari pertama pertemuan diawali dengan topik “Kontekstual CB” yang disampaikan oleh Sr. Yustiana Wiwiek Iswanti CB, Provinsial CB. Kemudian dilanjutkan dengan sharing kelompok malalui breakout room zoom. Dalam sharing kelompok para suster membahas mengenai bagaimana wujud kempimpinan kontekstual era pandemi yang dilakukan oleh para suster dan dampaknya bagi kehidupan berkomunitas dan bermasyarakat.

 

 

Kemudian pada hari kedua para suster mendalami tentang “Jalan Baru Kepemimpinan Religius di Era Disrupsi Gigital” yang disampaikan oleh Rm.Dr. Johannes Haryatmoko SJ. Topik hari ke dua mengajak para suster untuk mengenali bagaimana tantatangan yang dihadapi religius di masa yang akan datang, mengembangkan kepemimpinan yang inovatif yaitu dengan menciptakan kecedasan kolektif, dan berusaha untuk membangun dialog yang cerdas, serta melatih diri dan anggota komunitas menghadapi konflik.

 

Pada hari ketiga topik yang dibahas mengenai “Membangun Komunitas Formatif dan Transformatif yang Berbuah Bagi Gereja dan Masyarakat”, disampaikan oleh Rm.Simon Petrus Sumargo MSF, Provinsial MSF. Pendalaman materi dilakukan melalui diskusi kelompok mengenai keprihatinan mendesak yang dialami para suster dalam kehidupan berkongregasi,menggereja, dan masyarakat saat ini serta upaya untuk ikut ambil bagian dalam keprihatinan sebagai suster CB.

Hari ke empat para suster mendalami topik tentang “Reorientasi Karya Kerasulan CB: Makin Kontekstual di Tengah Arus Perubahan yang disampaikan oleh Simon Subrata. Melalui materi yang dipaparkan oleh narasumber, para suster diajak menjadi suster yang adaptive terhadap perubahan yang begitu cepat terutama dalam bidang teknologi. Materi kemudian didalami melalui diskusi kelompok yang dibagi dalam kelompok kesehatan, pendidikan, sosial dan pastoral, serta pembinaan. Dalam diskusi kelompok para suster diajak untuk menemukan keprihatian sekaligus tantangan karya yang mendesak saat ini dan terobosan-terobosan baru yang telah dilakukan para suster bersama mitra kerasulan dalam mengembangkan karya.

Setelah selama 4 hari para suster mendapatkan berbagai masukan dari para narasumber, di hari ke lima para suster mendapat berbagai macam informasi mengenai perkembangan Kongregasi baik Provinsi maupun Regio yang patut disyukuri. Adapun informasi yang disampaikan yaitu mengenai progres Regio Indonesia Timur, infomasi Keuangan Provinsi, informasi dari Tim Konstitusi mengenai proses Revisi Konstitusi dan informasi dari Tim Kerasulan Protokol Perlindungan Anak dan Dewasa Rentan yang saat ini sedang di kembangkan kongregasi suster CB.

Diakhir pertemuan pada hari ke enam membahas mengenai kesepakatan pimpinan komunitas, kemudian dilanjutkan wawan hati bersama para suster Dewan Provinsi dan Dewan Regio Indonesia Timur. Dalam wawan hati para suster mendapat kesempatan untuk mengungkapkan berbagai pengalaman baik pengalaman yang memprihatinkan dan menantang maupun sukacita yang dialami dalam hidup berkomunitas dan hidup karya serta harapan-harapan dalam mengembangkan kongregasi. Setelah wawan wati, Sr. YustianaCB, provinsial CB, menutup pertemuan dengan menyampaikan benang merah dari seluruh rangkaian pertemuan selama 6 hari.

      

***Ditulis oleh Sr. Rachela CB dan diedit oleh Sr. Ariati CB

Pertemuan Pimpinan Komunitas dan Bendahara 2021 “Lihat… Aku Hendak Membuat Sesuatu yang Baru” (Yes 43 : 19)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_ID