Renungan HR Tritunggal MahaKudus

“Pandanganmu Mengubah Duniaku”

 

Pada suatu pagi menjelang sarapan, kami semua menuju ruang makan. Bersama dengan suster rekan satu komunitasku, kami bersama-sama mencuci tangan. Di  tempat cuci tangan ada sebuah cermin. Saat itu, kami berdua saling lirik melalui cermin tanpa sengaja. Muncul perasaan sukacita, ketika aku melihatnya, mungkin ia juga merasa sukacita. Akhirnya, kami berdua sama-sama tersenyum dan ia mengatakan sebuah kalimat indah yang menyentuh hatiku, hingga membuat aku tersenyum karena lucu. Bunyi kalimat itu seperti yang saya tulis dalam judul cerita ini “pandanganmu mengubah duniaku”. Setelah mendengar kalimat ini, kami berdua tertawa bersama-sama sambil berjalan menuju ruang makan. Seperti biasanya, di komunitas kami, makan pagi diselingi dengan bacaan kekongregasian atau kadang silentium. Kebetulan pagi itu kami silentium.

 

Ketika mengunyah makanan, saya mengunyah juga kalimat ini, alias merefleksikannya. Saat itu hatiku merasakan konsolasi atau hiburan rohani karena peristiwa itu menyadarkan saya akan Kasih Allah yang total yang saya alami. Pada saat itu, saya mengubah kata-katanya dan mengungkapkannya kepada Sang Kekasih Yesus Yang Tersalib; “Tuhan, pandangan-Mu mengubah hidupku”. Aku teringat kembali pada pengalaman Bunda Elisabeth ketika memandang patung salib dengan hati bernyala-nyala sambil berbaring di tempat tidur memandang  Yesus yang di salib karena kasihnya kepada Yesus yang Tersalib, pada akhirnya membuat Bunda Elisabeth dengan tergagap-gagap mengucapkan syair yang ditulis dalam alinea 39 dan 41.

0 … Pencinta hatiku yang manis,
berilah aku bagian dalam duka-Mu,
semoga hatiku bernyala-nyala karena cinta,
buatlah aku cakap dalam pengabdian-Mu
tetapi tidaklah bermanfaat bagiku saja,
pun juga bagi keselamatan sesama manusia. Amin

Saya mengawali dengan cerita di atas untuk menggambarkan bahwa setiap sapaan Allah sungguh nyata dalam hidup kita, tanpa kita sadari. Bersama gereja hari ini kita merayakan Hari Raya Tritunggal MahaKudus: Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Tiga Pribadi tetapi Satu. Demikian juga Allah Tritunggal yang kita rayakan hari ini, turun secara nyata dalam setiap pribadi kita.

Pertama, dalam Tritunggal, Allah Bapa merupakan Pribadi yang memberikan secara total. Karena segala sesuatu yang ada pada Bapa dan yang Bapa miliki, Dia berikan kepada Putra. Kedua, di dalam Tritunggal Putra adalah pribadi yang menerima secara total. Segala sesuatu yang ada pada Putra dan Putra miliki, Dia terima dari Bapa. Dan yang Ketiga, di dalam Tritunggal, Roh Kudus merupakan Pribadi mencintai dengan total. Karena Dialah cinta yang murni antara Bapa dan Putera. (Dok. Kapitel Umum CB 2017; hlm. 58-59).

Saya menyimpulkan, Bapa memberi dengan penuh total. Yesus menerima secara total serta Roh Kudus mencintai dengan total. Menggambarkan kasih yang totalitas kepada umat kesayangan-Nya. Aku sebagai pribadi terpanggil ingin menghidupi semangat Tritunggal dalam memberi, menerima dan mengasihi secara total dalam hidup sehari-hari, walau rasanya tidak mudah karena di dalam diriku masih dikuasai oleh kemanusiaanku. Aku percaya bahwa dengan pertolongan Tuhan, Ia akan memampukanku untuk bertumbuh dan berkembang dalam menghayati memberi diri tanpa menghitung waktu, menerima kekurangan dan kelemahan sesama dan mengasihi tanpa dipilih-pilih sesuai apa yang mereka perbuat kepadaku.

 

Selamat Hari Raya Tritunggal MahaKudus untuk kita semua!

 

***

Renungan ditulis oleh Sr. Theophile CB

Pandanganmu Mengubah Duniaku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_ID