“Salam persaudaraan, salam kita bersama…!” Demikianlah seruan ketua panitia kemah persaudaraan anak bangsa yang kemudian diikuti oleh 157 peserta sambil mengaitkan jari kelingking kiri dan kanan lalu mengangkatnya ke atas. Ajakan tersebut berulang-ulang diserukan oleh ketua panitia dengan harapan mampu menjadi semboyan dan perekat persaudaraan antar mereka.

Siang itu, Jumat (8/4) pukul 14.00 WIB, Bumi Perkemahan (Bumper) Wonogondang, Sleman, tampak dipenuhi oleh para pelajar SMA/SMK/MA se-DIY dan sekitarnya. Kemah persaudaraan anak bangsa yang mengusung tema “Menabur Benih Menumbuhkan Persaudaraan” merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh jaringan Gusdurian dan Lentera Anak Bangsa sebagai pelaksana program dari Konsorsium Penghijauan Area Lereng Merapi (PALM). Salah satu tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk mempererat persaudaraan antar iman di kalangan pelajar dengan visi Konsorsium PALM yaitu menabur benih menumbuhkan persaudaraan.

Kemah yang diikuti oleh 23 SMA/SMK/MA dan yang sederajat se-D.I. Yogyakarta dari berbagai iman kepercayaan (Islam, katolik, Kristen, Hindu, Budha) tersebut diselenggarakan selama 3 hari mulai Jumat (8/4) sampai Minggu (10/4). Kegiatan ini dikemas dalam kemah pelajar dengan merepresentasikan keadaan nyata pada kehidupan sosial yang ada pada masyarakat. Dalam kemah ini diharapkan akan tampak kehidupan masyarakat pluralis yang saling menghargai dan menghormati agama dan keyakinan serta perbedaan yang ada.

Acara pembukaan diawali dengan doa bersama menurut kepercayaannya masing-masing. Selanjutnya, perwakilan dari beberapa peserta kemah dengan lantang mengumandangkan “Sumpah Pemuda” dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri bersama seluruh yang hadir. Setelah laporan dari ketua panitia, ada kata sambutan dari Gubernur D.I. Yogyakarta Hamengku Buwono X yang dibacakan oleh utusan dari Kantor Gubernur.

Sesudahnya, disambung dengan penyematan tanda peserta secara simbolis dan dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Ki Demang. Kemudian sambutan oleh koordinator Konsorsium PALM, KH. Abdul Muhaimin. Dalam sambutannya ia mengungkapkan rasa bahagianya bisa mengundang peserta kemah dari berbagai sekolah. Peristiwa ini merepresentasikan wajah asli Indonesia yang bhineka, yang majemuk, baik suku maupun agamanya. Kerja ini bersumber dari niat baik para pioneer untuk merangkai keberagaman, merangkai kemajemukan menjadi sebuah mosaik indah. “Tentu tidak mudah mengumpulkan berbagai kelompok antar iman dalam sebuah kegiatan karena ada resistensi-resistensi teologis, ada jarak-jarak psikososial yang seringkali menumbuhkan ketakutan, kekhawatiran, kurangnya keyakinan kita kepada Tuhan yang kita imani,” katanya.

Setelah sambutan dari koordinator PALM, perserta mendapat suguhan tari Keras dari Bali oleh Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) yang melambangkan tarian ucapan selamat datang. Dengan demikian acara pembukaan Kemah Persaudaraan Anak Bangsa yang dihadiri oleh sejumlah tokoh agama pun usai.
Sesudahnya, acara dilanjutkan dengan talkshow yang bertajuk “Kebhinekaan” oleh tiga pembicara yakni Allisa Wahid (Jaringan Gusdurian), Marzuki Muhamad (Hip Hop Diningrat), dan Elanto Wijoyono (Jalin Merapi).

Keesokan harinya diadakan materi pengenalan dan evakuasi bencana alam yang disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan BASARNAS. Kemudian,  diselenggarakan outbond dan sore harinya diadakan ibadah sesuai agamanya. Sedangkan bagi yang beragama Katolik, Ekaristi dipimpin oleh Rm. Kristiyanto Pr dari Seminari Tingga St. Paulus Kentungan, Yogyakarta.

Setelah makan malam bersama, diadakan malam inagurasi yang dimulai pukul 20.00 hingga 23.15 WIB. Sesuai dengan tema kegiatan ini yakni “Menabur Benih Menumbuhkan Persaudaraan” maka keesokan harinya peserta yang adalah pelajar diajak untuk melakukan penanaman bibit pohon di Lereng Merapi sebagai bentuk kepedulian terhadap bencana alam yang ada di Merapi. Kegiatan ini juga menajadi kegiatan yang nyata bagi pelajar untuk bekerjasama melakukan penanaman pohon di Lereng Merapi. Pukul 08.30 WIB mereka berangkat ke Desa Petung, Kepuharjo. Setelah mereka terlibat langsung mengadakan reboisasi, peserta kembali ke Bumper untuk mengadakan evalusai dan tindak lanjut kegiatan kemah yang diadakan selama 3 hari tersebut. Selanjutnya mereka diantar kembali dan sampai di Sekretariat PALM pukul 15.30 WIB.

Demikianlah pembelajaran alam yang mereka alami sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap alam sekaligus memupuk semangat dan persaudaraan lintas agama, membangkitkan kembali kebhinekaan yang akhir-akhir ini telah tercabik-cabik. Mereka bersatu hati dan berjanji untuk menjadi agen-agen muda, menjadi duta-duta persaudaraan di sekolahnya masing-masing guna menyerukan salam perdamaian, salam kita bersama…!

Menjadi Agen Kebhinekaan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_ID