Meditasi Gua Kosong yang Membawa Sukacita

Ketika saya memasuki Kapel dan melihat gua natal yang masih kosong tiba-tiba hati tergerak untuk berhenti dan menatap gua yang masih kosong dan hati saya berkata tataplah dan berdoalah sebentar di depan gua yang kosong ini. Lalu saya mencoba untuk berdiam diri di depan gua tersebut.

Saya mencoba menghadirkan diri sendirian di depan gua lalu muncul berbagai pertanyaan demikian kalau guanya kosong artinya gua natal tersebut belum berbicara sesuatu untuk sesuatu yang bermakna untuk orang lain dan juga diri sendiri.

Lalu saya melanjutkan merenungkan kembali gua natal yang kosong ini. Muncul pertanyaan jika gua itu kosong dan tidak bermakna lalu siapakah yang akan menjadi bagian dalam gua tersebut?

Siapakah yang akan menjadi Maria, Yosef, para gembala, domba, rumput-rumput bahkan pulungan yang menjadi tempat berbaring Yesus kecil?

Maukah kita menjadi Maria (Luk.2) yang melahirkan kebaikan yang melahirkan sukacita yang melahirkan kegembiraan yang melahirkan kebahagiaan bahkan melahirkan sangat penyelamat yang menyelamatkan?

Begitu pula dengan St. Yosef yang dalam diam dan dalam kesetiaan mendampingi menyertai maria dalam melahirkan menghadirkan penyelamat dunia yaitu Yesus? (Mat.1:18-25)

Maukah kita menjadi gembala yang berlari dengan penuh sukacita menjumpai Yesus di kandang batlehem? (Luk.2:15-20).

Maukah kita menjadi domba-domba yang juga ikut menyambut sang penyelamat dengan kesetiaan dan kehadirannya di dalam kandang yang kosong itu?

Maukah kita menjadi rumput kering dan pulungan yang menjadi tempat berbaring Yesus kecil?

Rumput kering yang tak berguna dan palungan yang kotor justru menjadi tempat berbaring sang juru selamat maukah kita ambil bagian di dalamnya?

Maukah kita menjadi rumput-rumput hijau yang manjadi makanan domba-domba di padang rumput yang hijau dan ikut menyemarakan menggembirakan suasana di dalam gua yang tadinya kosong?

Maukah kita menjadi bintang-bintang di langit yang mampu menyinari kegelapan kehidupan ini? Yang membawa terang petunjuk bagi segala makhluk untuk mencari menjumpai sang juru slamat itu? Seperti 3 org majus yg melihat petunjuk bintang sangat bersukacitalah mereka (Mat.2:10).

Ketika kita semua ikut berperan ikut ambil bagian dalam mengisi gua natal yang kosong pada akhirnya membawa sukacita yang sangat besar. Karena kita semua menyiapkan diri hadir di dalam gua natal untuk menyambut Yesus kecil yang lahir dan diberi kekuatan untuk pergi mewartakan kabar sukacita keselamatan yang datang dari Allah ke seluruh penjuru dunia.. dalam lingkungan kita, dalam komunitas kita dan di dalam hidup bermasyarakat dan hidup menggereja kita.

Marilah masing-masing kita mengambil peran apa saja yang hadir di dalam gua natal dengan peran kita setiap hari untuk membawa kegembiraan sukacita yang membawa keselamatan bagi banyak orang dalam hal-hal yang sederhana dalam sapaan-sapaan kita dalam senyum kita dalam tindakan yang kecil dan sederhana bahkan bahkan yang tak terlihat sekalipun tetapi sungguh membawa sukacita dan kebahagiaan bagi sesama.

Kesadaran bahwa Yesus yang hadir dalam gua yang kosong itu dalam hati sesama kita yang sedang galau yang sedang menderita yang sedang terbebani banyak hal kehadiran kita, ikut ambil peran kita seperti peran mereka yang ada di dalam gua natal sungguh membawa sukacita dan kebahagiaan bagi saudara saudari kita ini.

Dengan demikian marilah kita ikut ambil bagian di dalam mengisi gua natal yang masih kosong ini dan mempersiapkan diri kita untuk merayakan natal menyambut kehadiran Yesus pada hari raya natal yang akan datang ini.

Ternyata gua natal yang kosong pun berbicara dan memberikan sebuah makna yang sungguh mendalam ketika kita sungguh-sungguh merenungkan hal ini. Ketika kita mampu ikut ambil bagian di dalam mengisi gua natal yang kosong ini pada saatnya kita pun bersama-sama boleh mengalami sukacita yang besar bersama seluruh gereja di dalam perayaan hari raya natal.

Meditasi gua natal yang kosong sungguh membawa sukacita yang besar karena ada Dia disana yaitu Yesus yang akan datang dan tinggal dalam palungan hati kita.

(ditulis oleh Sr. Pauliana CB)

Kandang Kosong

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_ID