Pemberian potongan tumpeng dari Mgr. Harjosusanto kepada Sr. Yustiana CB yang menandakan diterimanya Kongregasi CB di Penajam

 

Pemberian potongan tumpeng dari Mgr. Harjosusanto kepada Sr. Maria Elly CB yang menandakan diterimanya PPSB di Penajam

“Jika sekiranya berkenan kepada Tuhan, aku mohon di sini…
didirikan sebuah biara, di mana Tuhan akan diabdi dengan setia”
(dikutip dari buku kisah panggilan Elisabeth Gruyters, Pendiri Kongregasi alinea 5)

Atas panggilan Tuhan, Abraham meninggalkan Ur-tanah subur- menuju Kanaan, tanah yang dijanjikan Allah. Seperti apa dan dimana Tanah terjanji itu? Tidak terbayangkan sebelumnya. Walaupun demikian, Abraham tetap teguh pada keyakinannya. Ia tetap percaya kepada Allah dan menaruh harapan penuh kepada-Nya.

Senada dengan itu, kongregasi CB juga mendapat panggilan Tuhan, untuk memulai karya kongregasi di Penajam. Seperti Bapa Abraham, ketiga suster yaitu Sr. Yosefa, Sr. Thresmiati dan Sr Lidwina yang diutus kongregasi, tidak bisa membayangkan perjalanan karya kongregasi yang akan dimulai di tanah Penajam Paser Utara. Yang ada hanyalah tekad dalam benak untuk mengabdi Tuhan secara tulus dan sempurna dan bersama Bunda Elisabeth pendiri kongregasi CB berdoa: Harapanku ada pada Tuhan dan tidak seorang pun dapat menggoncangkannya, EG. 55.

Untuk mempersiapkan misi di Penajam, kongregasi memberikan kesempatan kepada Sr Yosefa, Sr Thresmiati dan Sr Lidwina untuk orientasi selama 3 bulan di Paroki St. Maria dari Fatima di Penajam. Selama orientasi mereka tinggal di rumah salah satu umat yang dengan penuh kemurahan hati mengijinkan mereka untuk tinggal di rumahnya yang kosong hingga biara CB di Maridan, Penajam Paser Utara, selesai dibangun. Ketiga suster tersebut sungguh bersyukur bahwa kehadirannya disambut dengan penuh keterbukaan dan kegembiraan oleh Gereja di Penajam. Umat mengadakan Perayaan Ekaristi khusus untuk menyambut kedatangan dan masa orientasi ini. Umat bersama-sama mempersiapkan segala sesuatunya dengan penuh kegembiraan, bapak-bapak memotong daging babi dan ayam, dan ibu-ibu membuat bumbu dan memasak di dapur. Puji Tuhan semua bisa dilakukan tanpa mengabaikan protokol kesehatan sehingga semua tetap sehat. Umat dengan terbuka dan penuh sukacita menerima para suster CB, sehingga para suster juga bisa langsung terlibat dalam kegiatan menggereja seperti kerja bakti bersama untuk membersihkan dan memelihara gereja dan segala peralatan yang ada, mempersiapkan misa dan latihan koor bersama OMK, memberi penyuluhan ksehatan kepada orang tua dan anak-anak PAUD, dan memberi rekoleksi kepada orangtua yang anaknya bersekolah di PAUD Taman Seminari.

Paroki St. Maria dari Fatima memiliki 9 stasi yang jaraknya berjauhan dan tersebar di Kabupaten Penajam Paser Utara. Kami bersyukur bahwa selama orientasi, kami juga boleh ikut kunjungan ke stasi-stasi untuk mengadakan Perayaan Ekaristi bersama Romo Wiyono OMI sebagai Romo Paroki di Penajam. Dan dalam kunjungan ke stasi-stasi juga menjadi kesempatan bagi kami untuk mengadakan pemeriksaan kesehatan bagi umat. Orientasi menjadi kesempatan yang sungguh berharga dimana kami semakin mengenal dan dikenal di lingkungan Paroki St. Maria dari Fatima di Penajam Paser Utara.

Namun seiring situasi dan kondisi pandemi covid-19 yang mulai berdampak di stasi-stasi, dan ada beberapa umat yang positif covid-19, maka untuk sementara kegiatan di gereja ditiadakan sambil menunggu pengumuman dibukanya kembali kegiatan menggereja di Keuskupan Agung Samarinda. Menanggapi situasi ini, beberapa kegiatan mulai kami lakukan dalam bentuk virtual untuk dapat menyapa umat dan anak-anak seperti kegiatan Sekami, doa paguyuban kaum ibu-ibu yang mendoakan Pastor dan biarawan-biarawati khususnya yang bertugas di Balikpapan dan sekitarnya, mengadakan doa novena untuk mendoakan Para Romo dan umat yang terkena Covid-19) dan juga menyapa anak-anak PAUD yang belajar dari rumah. Bersama dengan kelompok WKRI, ketiga suster juga terlibat dalam kegiatan sosial dengan memberikan perhatian dan bantuan kepada umat yang menjalani isolasi mandiri karena terpapar covid-19.

Suster bertiga sungguh bersyukur akan penyertaan Allah yang senantiasa menyertai, membimbing dan mendampingi dalam menjalani orientasi selama 3 bulan di Penajam, serta berterimakasih atas kemurahan Kongregasi yang telah mendukung dan memfasilitasi segala kebutuhan yang diperlukan. Bersama Bunda Elisabeth dan dalam rahmat Tuhan suster bertiga memberanikan diri untuk ambil bagian dalam memulai karya dan misi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, karena para suster percaya bahwa dalam kerapuhan dan keterbatasan, Tuhan berkarya. Para suster percaya bahwa Allah yang memulai dan Dia pula yang akan menyempurnakannya.
Pada tanggal 1 September 2021 secara resmi Komunitas Providentia Dei Penajam menjadi Komunitas CB yang baru. Suster bertiga mencoba melanjutkan melangkah setapak demi setapak dan menjawab apa yang menjadi kerinduan Bunda Elisabeth Gruyters “Asal Tuhan dimuliakan dan sesama diabdi dengan tulus ikhlas” yang sudah diawali di masa orientasi.

Pada tanggal 18 September 2021 Sr. Yosefa, Sr. Thresmiati dan Sr. Lidwina menerima salib perutusan yang diberikan oleh Sr. Yustiana dalam Perayaan Ekaristi 100 tahun berdirinya Rumah Sakit Santo Borromeus yang dipersembahkan oleh Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, O.S.C. di Kapel Hati Kudus Yesus, Bandung.
Dan sesuai dengan kesepakatan, tanggal 25 September 2021 adalah hari dimana Kongregasi CB secara resmi diterima di Keuskupan Agung Samarinda.

Umat dengan penuh sukacita bergotong royong mempersiapkan segala sesuatunya. Bersama Para Suster CB, umat membersihkan gereja dan menghias altar gereja dengan daun-daun dan buah-buahan yang diambil dari kebun sehari sebelumnya. Orang Muda Katoliknya mengadakan gladi bersih koor dan mematangkan petugas-petugas liturginya.

Umat juga mempersiapkan konsumsi sesuai dengan tradisi umat di Penajam, mereka menyiapkan 1 babi sebagai simbol persembahan, dimana yang punya rumah/kerja yang pertama kali harus menusuk babi tersebut sebelum akhirnya dipotong-potong dan diolah. Sr Yustiana memberanikan diri untuk menusuk babinya yang kemudian bapak-bapak melanjutkan memotong-motong babinya dan ibu-ibu yang memasaknya. Sungguh kerja sama dan persiapan yang luar biasa dan penuh sukacita.

Hari yang ditunggu tiba, tanggal 25 September 2021, pukul sembilan pagi diadakan Perayaan Ekaristi Penerimaan Kongregasi CB di Keuskupan Agung Samarinda yang dipersembahkan oleh Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF (Uskup Keuskupan Agung Samarinda) sebagai konselebran utama dan didampingi oleh Rm. Ignatius Priyantoro OMI (Vikep Kevikepan Pantai), Rm. Agustinus Adeodatus Wiyono OMI (Pastor Paroki Gereja St. Maria dari Fatima di Penajam) dan Rm. Tarsisius Asmat MSF (Pastor Rekan di Paroki St. Theresia Prapatan, Balikpapan). Perayaan Ekaristi dihadiri oleh Pastor dan Para Suster dari kongregasi lain dan juga umat Paroki St. Maria dari Fatima Penajam dengan tetap mengikuti protokol kesehatan, dan juga ditayangkan secara livestreaming.

Sebagai persembahan, wakil dari OMK yang menggunakan pakaian adat Dayak menghaturkan buah-buahan dan tumpeng sebagai ungkapan syukur atas kehadiran kongregasi CB di Kalimantan Timur.

Perayaan Ekaristi berjalan kidmat dan lancar. Sebelum berkat penutup Sr Yustiana selaku Provinsial Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus menyampaikan kata sambutan dan juga syukur dan terima kasih kepada Keuskupan, Paroki dan semua pihak yang terlibat dan membantu dalam mewujudkan dan mengembangkan misi CB dan PPSB di Penajam Paser Utara.

Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Mgr. Yustinus Harjosusanto selaku Uskup Keuskupan Agung Samarinda, dan potongan tumpeng diberikan kepada Sr. Yustiana CB selaku Provinsial CB, sebagai simbol penerimaan resmi kehadiran kongregasi CB dan juga diberikan kepada Sr. Maria Elly CB selaku perwakilan Persatuan Perhimpunan Santo Borromeus. Tumpeng memiliki makna ucapan syukur. Bentuk tumpeng yang mengerucut ke atas menjulang tinggi bermakna: kehidupan yang fokus pada jalan Tuhan dan tidak mudah putus asa, sekaligus ungkapan kebersamaan, kerukunan dan kesatuan untuk mewujudkan satu tujuan. Maka kehadiran Kongregasi Suster-suster Cintakasih St Carolus Borromeus merupakan anugerah Tuhan yang kita syukuri, dan bersama gereja serta masyarakat bersinergi dan berkolaborasi mewujudkan pelayanan demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan sesama.

Kongregasi CB secara khusus Komunitas Providentia Dei Penajam, bersama Perkumpulan Perhimpunan Santo Borromeus, mencoba menjawab tantangan jaman dan keprihatinan dunia sesuai dengan hasil Kapitel Provinsi untuk pergi ke “pinggiran”.

“Arus air yang kuat takkan memutuskan cinta, cinta lebih kuat dari maut ..Inilah senjata rohaniku…(EG 106), spiritualitas Bunda Elisabeth menjadi kekuatan bagi para suster bertiga untuk terus melangkah dengan selalu membawa senjata rohani kemanapun pergi sehingga apapun tantangannya tetap percaya akan..Providentia Dei (Penyelenggaraan Illahi) telah mengurus segala-galanya (EG 60).
Dimuliakanlah Nama Tuhan untuk selama-lamanya. Amin. (EG 79)

 

***

ditulis oleh Sr. Yosefa CB 

Jika Sekiranya Berkenan kepada Tuhan… (Pembukaan Karya Baru CB di Penajam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_ID