“Hatiku bernyala-nyala karena cinta, buatlah aku cakap dalam pengabdian-Mu” merupakan tema yang diusung dalam perayaan syukur Hari Jadi Kongregasi CB ke-174. Perayaan sederhana yang ditandai dengan Ekaristi Syukur ini diselenggarakan di Kapel Maria Bintang Samudera, Provinsialat CB, Jalan Kolombo 19A Yogyakarta yang dipimpin oleh Vikjen Keuskupan Agung Semarang, Romo Pius Riana Prapdi Pr, pada Jumat (29/4) pukul 17.00 WIB.

Acara yang dihadiri oleh para Suster CB Rayon DI. Yogyakarta dan Jawa Tengah ini sekaligus merayakan pesta 25, 40, 50, dan 60 hidup membiara bagi 27 suster yang merayakannya di tahun 2011.

“Terdapat dua dasar yang berkaitan dengan sejarah keselamatan yakni cintakasih yang terus berlangsung dan dinyatakan secara konkret pada para pestawati yakni hidup yang selalu bersyukur dan hidup doa yang artinya “Didengarkan Oleh Allah”. Sejarah hidup panggilan yang para suster hayati adalah sejarah syukur yakni hati yang penuh syukur dan hati yang meletakkan diri pada Allah dalam doa. Untuk itu, hendaklah kita kreatif mencari cara dalam mengukir sejarah syukur, sejarah cintakasih dalam hidup dan pelayanan kita,” kata Romo Riana dalam khotbahnya.

Perayaan Syukur Hari Jadi Kongregasi ini sekaligus membuka tahun yubileum kongregasi yang ke-175 yang puncaknya pada 29 April 2012 mendatang dan bersamaan dengan itu Yayasan Pendidikan Tarakanita genap 60 tahun. Sedangkan untuk tahun 2011 ini, Tarakanita Wilayah Lahat (Sumatera Selatan) merayakan hari jadinya yang ke-75 tahun.

Dalam sambutannya, Sr. Sesilia CB selaku provinsial mengatakan, “Karya Allah terus menerus menyertai perjalanan kongregasi. Perjalanan kongregasi adalah jalan keselamatan Allah. Karena karya Allah maka apa yang tidak mungkin bagi manusia akan tetap mungkin bagi Allah.”

Setelah mengakhiri sambutannya, Sr. Sesilia membuka perayaan tahun yubileum yang dirayakan mulai sore itu dengan memukul gong sekaligus pencanangan logo 175 tahun kongregasi yang dibantu oleh salah satu panitia, Sr. Valentina CB.

Logo yang dibuat dari beberapa unsur yakni salib, kapal kayu, burung merpati, layar utama, layar merah putih dan logo Tarakanita, hati, api, tangan, dan air laut tersebut memiliki makna simbolisnya sendiri-sendiri yang bila disatukan akan menggambarkan Kongregasi CB mengarungi gelombang kehidupan dengan mengandalkan diri pada Yesus yang tersalib dan dalam naungan Roh Kudus mengarungi samudera pengabdian bersama mitra kerasulan. Senantiasa berdoa dan hatinya bernyala-nyala karena cinta dan cakap dalam pengabdian demi keselamatan sesama.

Dengan demikian, kepanitiaan yang melibatkan mitra kerasulan merupakan bentuk perhatian dan sapaan bagi mereka. Akhirnya, seluruh rangkaian acara ditutup dengan ramah tamah bersama di Biara St. Anna. Di sana para pestawati dan para suster disuguhi lagu-lagu keroncong dan tarian.

HUT Kongregasi CB ke-174

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_ID