”… aku akan tetap setia kepada Tuhan dan akan tetap bertekun dalam cintakasih-Nya sampai mati….”(EG. 20). Petikan kalimat tersebut merupakan ungkapan Bunda Pendiri Kongregasi, Elisabeth Gruyters, yang juga merupakan ungkapan hati bagi Sr. Christine Surip CB dalam menjalani dan menghayati panggilan hidupnya. Perjalanan hidup yang dihayatinya dengan penuh syukur telah menggerakkan hatinya untuk selalu siap-sedia diutus sampai pada kesudahannya.

Suster Christine Surip CB terlahir sebagai anak ketiga dari lima bersaudara, pasangan Bapak P. Kaselam Martoredjo dan Ibu Sanikem. Suster asal Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu ini lahir pada tanggal 10 Februari 1942 di Krompakan, Klepu, DIY. Kemudian tanggal 23 Desember 1957 ia dipermandikan dengan nama Christina. Dua tahun kemudian, tepatnya tanggal 7 Juni 1959 ia pun menerima Sakramen Krisma.

Di usianya yang ke-25, Christina Surip menerima anugerah panggilan untuk hidup membiara. Panggilan Tuhan tersebut ditanggapinya dengan mengikuti pembinaan di Postulat Suster-suster CB pada tanggal 26 Juni 1967. Masa novisiat ia jalani mulai tanggal 31 Januari 1968 dengan nama Sr. Christine. Prasetya pertama diterimanya tanggal 19 Juli 1970. Kesetiaannya dalam hidup membiara ia tandai dengan pengikraran prasetya kekal pada tanggal 14 Januari 1979.

Dalam kurun waktu 40 tahun hidup membiara, seluruh hidupnya ia baktikan pada karya kesehatan. Tugas perutusannya setelah dari Novisiat yakni studi di Sekolah Pengatur Rawat (SPR) Panti Rapih Yogyakarta selama 2 tahun, sejak tahun 1970 sampai 1972.

Setelah menyelesaikan studinya, ia menjadi perawat di RS. Panti Rapih selama 3 tahun. Maret 1975, ia pindah ke Cicadas, Jawa Barat, dan menjadi perawat di RS. Santo Yusup. Selanjutnya, Maret 1978 Kongregasi mengutusnya ke Poliklinik St. Yosef Lahat, Sumatera Selatan. Setahun kemudian ia diutus menjadi perawat di BP. Marganingsih, Tugumulya, Sumatera Selatan.

Oktober 1982 ia pindah ke RS. Santa Elisabeth Ganjuran, Bantul, pun sebagai perawat sekaligus menangani Usaha Peningkatan Kegiatan Masyarakat (UPKM) rumah sakit. Setelah dari Ganjuran, ia melanjutkan karyanya di bidang kesehatan sebagai perawat di RS. Panti Rapih hingga Agustus 1986.

Poliklinik St. Yosef Lahat, Sumatera Selatan, yang telah ditinggalkannya selama 7 tahun menantinya kembali. Karyanya di Lahat ia jalani selama 4 tahun hingga tahun 1990. Setelah dari Lahat, Kongregasi memberinya kesempatan untuk orientasi di Pelayanan Kesehatan Sint. Carolus Jakarta selama 3 bulan.

Agustus 1990, ia diutus ke RS. Panti Nugroho Pakem, DIY, selama 6 tahun hingga tahun 1996. Dari Pakem ia menjadi perawat di RS. St. Yusup Cicadas, Jawa Barat, untuk yang kedua kalinya selama 11 tahun hingga tahun 2007. Karena sakitnya, ia menjalani perawatan dan tinggal di Komunitas St. Anna Yogyakarta sejak 15 Desember 2007.

Hidup panggilan yang dihayatinya dengan tekun dan siap-sedia menghantarnya pada Sang Sumber Kehidupan. Dengan penuh kepasrahan melalui sakitnya, Sr. Christine Surip CB kembali ke pangkuan Bapa pada Jumat, 31 Desember 2010, pukul 05.40 WIB di Biara St. Anna Yogyakarta.

Misa Requiem diadakan keesokan harinya pada Sabtu, 1 Januari 2011 oleh Romo Ignatius Kuntara SJ dan Romo Andreas Suhono CSsR (sepupu Sr. Christine)  pukul 10.00 WIB. Sesudahnya, jenasah dihantar ke tempat peristirahatannya yang terakhir di makam Suster-suster CB yang terletak di Jalan Affandi X/26 Santren, Yogyakarta. Semoga ia beristirahat dalam damai dan kasih Tuhan.

Setia Sampai Akhir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_US