Visi dan misi sebuah lembaga tentunya akan memotivasi para anggotanya atau semua yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, visi dan misi ini perlu diterjemahkan, dihidupi, dan diwujudnyatakan dalam hidup konkret. Visi dan misi Kongregasi CB yang menjiwai hidup dan karya pelayanannya, salah satunya dalam bidang pendidikan yang dikelolanya yakni Yayasan Pendidikan Tarakanita. Visi dan misi itu bersumber pada pengalaman Elisabeth Gruyters (pendiri Kongregasi CB) dengan Yesus Kristus, Sang Tersalib, yang memberikan kekuatan dan memampukannya untuk berbelarasa.

Semangat dan kekuatan untuk berbelarasa pada sesamanya yang sedang berkesesakan hidup telah menggerakkan para warga Tarakanita Wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk mewujudnyatakan dalam tindakan konkret. Tindakan tersebut lahir karena melihat situasi dan kondisi di lingkungan sekitar yakni dampak dari erupsi Merapi yang hingga saat ini masih dirasakan oleh warga lereng Merapi.

Melalui sebuah konsorsium yaitu Penghijauan Area Lereng Merapi (PALM) yang memulai kegiatannya di awal Januari hingga Juni 2011, Keluarga Besar Yayasan Tarakanita Wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah pun terlibat dan ikut ambil bagian di dalamnya. Konsorsium yang melibatkan berbagai elemen lintas agama di DIY ini dikoordinatori oleh KH. Abdul Muhaimin. Penanaman perdana dimulai Minggu ketiga Januari 2011. Tanaman yang sudah ditanam akan dirawat, dipupuk secara periodik selama 6 bulan, sampai dipastikan bisa bertahan hidup dan bertumbuh dengan baik.

Area PALM bagi Tarakanita yaitu di Petung, Kepuharjo, Cangkringan. Kegiatan yang melibatkan para siswa dan pendamping (guru/karyawan) diadakan setiap hari Jumat yaitu tanggal 21 dan 28 Januari, dilanjutkan tanggal 4, 11, dan 18 Februari 2011 yang dimulai pukul 08.00 sampai 10.30 WIB. Untuk peserta/relawan setiap angkatan berbeda dan terdiri dari 110 orang, yang melibatkan 10 unit di Wilayah Jogja. Diharapkan dengan berbedanya peserta/relawan di setiap angkatan, pengalaman keterlibatan berbelarasa ini dapat dirasakan oleh sebagian besar warga Tarakanita. Sebelum kegiatan dimulai, Bambang Kotir (dari divisi penanaman) memberikan pengarahan kepada relawan.

Setelah kegiatan PALM, mereka beralih tempat menuju ke Bumi Perkemahan Wonogondang untuk berefleksi bersama, baik siswa maupun pendamping. Hal ini dilakukan supaya mereka melakukan sesuatu bukan hanya sekadar melakukan saja tetapi melihat kembali dan menyadari akan keterlibatan mereka. Yang jelas, semangat belarasa bukan hanya diungkapkan dengan simbol atau kata-kata belaka, melainkan dengan wujud yang nyata dan tindakan konkret. Sehingga semangat belarasa pada saudara-saudara yang berkesesakan tersebut (salah satunya membantu saudara-saudaranya di Lereng Merapi) menjadi milik bagi seluruh warga Tarakanita yang merupakan roh dan penggerak untuk berbuat sesuatu bagi sesamanya.

Mewujudkan Belarasa di Lereng Merapi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_US